Warisan Budaya Dunia di Jajakan Di pinggir Jalan

PEMALANG – Seni Budaya merupakan sebuah gambaran kegiatan masa lalu, yang dilakukan gerak lajunya oleh para pendahulu bangsa kita, bentuknya bisa seperti adat istiadat, bentuk fisik bangunan, atau sarana prasarana masa silam, alat perang atau alat pertanian, kitab , karya sastra tulisan ataupun tembang lagu, alat kesenian, serta masih banyak lagi warisan nenek moyang kita, yang belum lengkap teregistrasi oleh kita sendiri .

Salah satu warisan seni budaya yang adi luhung adalah Gamelan. Dimana rupa dan macam nya banyak tersebar di berbagai pelosok Daerah di Nusantara.

Gamelan sendiri merupakan Alat musik tradisonal, yang terdiri dari berbagai macam jenis alat musik, seperti kendang, Saron, Bonang, suling, Gambang, Gong, dan sebagainya, tentu lain Daerah beda penyebutanya untuk seperangkat alat musik, yang terbuat dari bahan dasar Tembaga dan kuningan atau besi.dimana lewat pembuatan Maha Karya tinggi, dari cikal bakal bangsa Indonesia, melahirkan seperangkat alat musik kelas Dunia, mestinya kita wajib Bangga, untuk kemudian rapat menjaga kelestariannya.

Gamelan sendiri menurut situs kemendikbud.go.id, sudah tercatat dan dimasukan dalam daftar ” Cagar Budaya Dunia “,

Penetapan Gamelan sebagai ” Intangible Cultural Heritage” atau warisan budaya tak benda ( WBTB ) , oleh Unesco pada sesi ke – 16 Intergovermental Committe for the Safeguarding of the Intangible Cultural Haritage di Paris ibukota Negara Peancis pada tanggal 15 Desember 2021 tahun lalu.

Melalui penetapan tersebut, Gamelan Resmi menjadi warisan Budaya Dunia dari Indonesia yang ke 12 .

Alat musik ini mengikuti jejak para pendahulunya ( Warisan seni budaya Indonesia lainnya ), yang telah terlebih dahulu ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia, seperti Seni wayang ditetapkan oleh Unesco pada tahun 2008 bersama Senjata Keris, kemudian menyusul Kain Batik pada tahun 2009, amat musik Angklung pada tahun 2010, Senitari Saman 2011, Noken (2012 ), Tiga Genre Tapanuli(2015), Kapal phinisi ( 2017 ), Seni beladiri pencak silat ( 2019 ), dan seni melantunkan Pantun pada tahun 2020.

akan tetapi Warisan Budaya yang begitu Agung dan diakui oleh Masyarakat Dunia, Keberadaannya di negara kita sendiri acap kali terabaikan.

Sebagai Contoh Seni angklung, seni orkestra dari berbagai potongan bambu ini, pertunjukannya sekarang banyak kita lihat di jalan dan pasar, serta pelosok- pelosok gang sempit perkampungan, mereka mempertahankan warisan permainan musik tradisional, akan tetapi disisi lain, mereka juga harus menjaga Perut dirinya juga keluarganya, akhirnya mau ngga mau, mereka pun keluar masuk perkampungan, menjajakan kemahirannya bermain angklung, sehingga mereka biasa disebut sebagai PENGAMEN.

Begitupun dengan alat musik Tradisional Gamelan, Hendi ( 45 tahun), warga asli kampung Beber kabupaten Cirebon , Jawa Barat, walaupun belum bisa disebut ” Master Gamelan” akan tetapi paling tidak bisa disebut “Penjaga amanah warisan Budaya Bangsa “.

Setiap harinya dia berkeliling, dari sekolah Paud dan SD, menjajakan permainan anak – anak berupa Gamelan Mini, satu bentuk alat musik sama persis dengan Gamelan aslinya, hanya saja dia menjual salah satu diantara seperangkat Alat Gamelan.

Menurut Hendi dirinya menjajakan mainan anak- anak yang dia sebut sebagai Gamelan atau Saron, dengan harga antara 15 sampai 20 ribu, ada juga dia bawa Gamelan khusus, dengan suara lebih bening dan nyaring ketika ditabuh, dia jual seharga 200 ribu rupiah.

“Alhamdulillah mas, lakunya mah sekitar 15 sampai 20 biji dalam sehari ” ujar lelaki lulusan sekolah SMP saat diwawancarai awak media , minggu 24 / 07 kemarin.

Masih menurut Hendi, maianan anak berupa Gamelan mini tersebut, sekarang kalah bersaing dengan mainan anak – anak berupa Game atau mainan elekronik lainnya, dirinya juga merasa sedih, kenapa untuk sarana permaianan anak – anak harus tergerus dan tergusur dengan permaianan impor dari negara luar.

Padahal masih menurut Hendi banyak orang orang Bule ( orang Luar ), yang dengan Lihay memainkan alat musik Gamelan, seperti yang dia jual tiap hari, kepada anak – anak sekolah Dasar, akan tetapi minat mereka kurang, anak SD sekarang lebih suka main HP kata Hendi agak bernada sedih, sambil terus tanganya memainkan Gamelan, membawakan lagu karya Wage Rudolf Supratman, yang sekaligus menjadi lagu kebanggaan seorang Hendi si penjual mainan anak anak Gamelan, yang mana lagu kebanggaan penjual Gamelan, juga merupakan lagu Kebangsaan kita yaitu ” Indonesia Raya ” ditabuh dengan sederhana penuh makna, oleh Hendi si penjual Gamelan mini.

Ragil – 74.

Tinggalkan Balasan