BABTISAN DEWASA, PENERIMAAN MENJADI KATOLIK, DAN KOMUNI I

PERAWANG, MELAYUPOST.COM – Raut wajah gembira terlihat pada 8 wajah orang dewasa dan 80 anak-anak Katolik Paroki Santo Pembabtis Perawang, Kec. Tualang, Kab. Siak, Prov. Riau. Sabtu ( 30/ 04/ 2022 )

Ke-8 orang akan menerima Babtisan ke dalam kategori dewasa dan diterima secara sah masuk ke dalam persekutuan gereja katolik. Sakremen babtis sebagai sakremen, tentu saja adalah sakramen yang sama jika diberikan kepada orang dewasa maupun kepada anak-anak. Hukum Gereja menyatakan ” Sakramen-sakramen adalah seluruh Gereja dan termasuk khasanah Ilahi….. (KHK Kan. no. 841) Penerima sakramen boleh berbeda-beda, tapi Sakramen babtis-nya tetaplah sama. Sakramen Babtis adalah Pintu gerbang untuk Sakramen lainnya karena Sakramen inilah memberikan rahamat penghapusan dosa asal dan semua dosa lainnya dan menganugerahkan keselamatan yang merupakan buah penebusan Kristus. Melalui Sakramen Babtis ini, ke 8 orang yang dibabtis disatukan dengan Kristus, dan karena itu juga disatukan dengan semua orang yang sudah bersatu dengan Kristus (Gereja).

Komuni pertama atau Komuni Suci pertama, adalah sebuah tradisi gereja Katolik, dimana anak-anak akan menerima Hosti ( Sakramen atau roti dan anggur) untuk pertama kalinya oleh seseorang yang telah dibabtis secara katolik.

Sebelum menerima komoni, anak-anak diberikan pembekalan tentang pelajaran agama, pengakuan dosa dan sakramen serta tata cara di dalam gereja katolik.

Di akhir ibadah, Stanislaus, salah satu orang tua mengungkapkan senang lentaran anaknya telah menerima Tubuh dan Darah Kristus. Dia pun berharap, kelak anaknya tetap taat kepada Allah dan Gereja Katolik.
Dia menginginkan anaknya bisa menjadi panutan bagi orang lain dengan iman yang ia miliki, membantu sesama dan taat kepada Allah dan dewasa dalam iman Katolik.
” Kami orang tua senang sebab anak kami sudah terima komuni. Harapan kami adalah semoga dia semakin dewasa dalam iman, semakin mengetahui aturan-aturan dan ajaran-ajaran dalam gereja Katolik serta larangannya”. Tambahnya.

Harapan serupa disampaikan orang tua lain, Marselinus sapaannya, ikut berharap, supaya anaknya pun akan tetap menjaga iman sebagai orang Katolik dan berguna bagi gereja, orang tua, dan bangsa. Selain itu dia mengatakan, harapan bagi anaknya tidak terlepas dari peran orang tua sebagai tameng dan pembentukan utama bagi iman anak.
β€˜ Kita orang tua itu tameng kalau ingin anak berguna. Menjadi ukuran utama terkait prilaku dan sikap anak-anak, terutama dalam doa, karena anak-anak belajar dari kita para orang tua. Ini tantangan dan semoga kami bisa”. Sebutnya.

Sementara Pastor Paroki Gereja Katolik Santo Pembabtis Perawang, Pastor Antonius Dwi Raharjo, SCJ., mengatakan : makna komuni pertama bagi anak-anak katolik adalah menerima langsung Kristus yang ada di dalam Hosti ( Sakramen ) yang terberkati, dan kemudian menjadi sekaligus pembimbing bagi anak secara pribadi.
Oleh karena itu merupakan kesempatan yang sangat personal karena anak-anak bisa menerima Tubuh Kristus.
β€˜ Kita harus menikmati kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Tuhan selalu memberi yang terbaik, Tuhan memberi daya kekuatan, Tuhan selalu ada untuk kehidupan kita. Dan menjadi bagian dari anggota Gereja, sebab merupakan peristiwa institusi (lembaga) mengingat mereka diterima menjadi anggota Gereja Katolik”. Tuturnya.

Generasi penerus untuk iman yang baru Gereja Katolik yang disatukan dalam Perjamuan Ekaristi Kudus. Serta menuju langkah kedewasaan rohani”. Tuturnya. ( D. Ose)

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan